Unik Balap Kelinci, Cara Sederhana Warga Kertosuko Mengangkat Nama Desa

 

Sebuah hiburan rakyat yang lahir dari kreativitas warga desa yakni tradisi Balap Kelinci, di Dusun Kertaka, Desa Kertosuko, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo.

Probolinggo, newsIndonesia.id — Riuh sorak penonton memecah suasana Dusun Kertaka, Desa Kertosuko, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo. Ternyata bukan pertandingan sepak bola atau konser musik, melainkan sebuah hiburan rakyat yang lahir dari kreativitas warga desa yakni tradisi Balap Kelinci. Di lintasan sederhana yang dipenuhi tawa dan antusiasme, kelinci-kelinci berlomba menuju garis akhir, pada Minggu (28/12/2025)

Kegiatan yang digelar di RT 01 RW 01 itu sukses menyedot perhatian, tidak hanya dari warga setempat, tetapi juga masyarakat dari desa-desa sekitar. Tampak sejak pagi hingga acara usai, pengunjung terus berdatangan.

Ketua panitia penyelenggara, Mahfud, mengatakan, bahwa kegiatan ini lahir murni dari inisiatif masyarakat. Tanpa sokongan dana desa maupun bantuan pemerintah, panitia dan warga bergotong royong mewujudkan acara tersebut.

“Kami ingin membuktikan bahwa masyarakat desa mampu menghadirkan kegiatan positif secara mandiri. Semua ini hasil swadaya dan kerja bersama,” ujar Mahfud.

Menurutnya, Balap Kelinci awalnya hanya dimaksudkan sebagai hiburan rakyat. Namun, melihat besarnya animo masyarakat, kegiatan ini bisa berkembang menjadi agenda yang lebih besar.

“Ke depan, kami berharap Balap Kelinci bisa digelar rutin dan bahkan berkembang hingga tingkat kecamatan atau kabupaten,” tambahnya.

Apresiasi datang dari tokoh pemuda Desa Kertosuko, Abdurrohim, sekaligus sebagai Sekretaris Daerah LIRA Kabupaten Probolinggo, bahwa menilai kegiatan positif yang unik ini mencerminkan kemandirian desa dalam mengelola potensi lokal.

“Ini bukan sekadar lomba, tetapi cermin modal sosial masyarakat desa. Kegiatan seperti ini akan memperkuat kebersamaan dan membuka peluang pengembangan event budaya serta wisata lokal,” ungkap Abdurrohim.

Ia menambahkan, fokus desa maju sejatinya bukan hanya objek pembangunan, melainkan subjek yang memiliki identitas dan kekuatan sendiri.

“Tradisi balap Kelinci ini menunjukkan bahwa desa mampu mengangkat nama baiknya dengan cara sederhana namun bermakna. Inilah wajah desa yang berdaya,” tambahnya

Antusiasme tersebut menjadi bukti bahwa kegiatan berbasis kearifan lokal masih memiliki daya tarik kuat di tengah arus hiburan modern. 

"Balap Kelinci bukan sekadar tontonan, melainkan ruang perjumpaan sosial yang menghidupkan kebersamaan warga," pungkasnya.

Dengan pengelolaan yang baik dan dukungan berbagai pihak, Balap Kelinci di Desa Kertosuko tersebut tidak hanya menjadi hiburan tahunan, tetapi juga ikon kegiatan rakyat yang mampu berkontribusi terhadap citra positif Kabupaten Probolinggo. (wn)

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال