Strategis Jitu Perhutani dan Pemkab Situbondo, Buka Jalan Baru Pengelolaan Hutan Inklusif dan Berkelanjutan

 

Sebuah langkah penting dalam upaya pelestarian dan pemanfaatan kawasan hutan dilakukan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur bersama Pemerintah Kabupaten Situbondo.

Situbondo, newsIndonesia.id - Sebuah langkah penting dalam upaya pelestarian dan pemanfaatan kawasan hutan dilakukan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur bersama Pemerintah Kabupaten Situbondo. Keduanya melakukan penandatanganan kesepakatan bersama dan berkomitmen untuk membangun sistem pengelolaan hutan yang tidak hanya berorientasi pada konservasi, tetapi juga kesejahteraan masyarakat, digelar di Pendopo Kabupaten.

Kepala Divisi Regional Jawa Timur, Wawan Triwibowo, menegaskan, kerja sama ini adalah tonggak awal model kolaboratif antara pemerintah daerah dan pengelola hutan negara, yang berorientasi pada nilai ekologis, sosial, dan ekonomi.

“Ini bukan hanya soal fungsi hutan sebagai kawasan konservasi, tetapi juga sebagai motor penggerak pembangunan daerah,” tegasnya. Kamis (31/7)

Lebih lanjut, Wawan menambahkan, bahwa hutan di Situbondo punya potensi besar untuk dikembangkan secara berkelanjutan—mulai dari kehutanan sosial, wisata alam, hingga ketahanan lingkungan.

"MOU ini tidak sekadar menjadi seremoni administratif, namun merepresentasikan babak baru dalam tata kelola sumber daya alam di wilayah tapal kuda," tambahnya

Sementara itu, Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo menyampaikan, jika kerja sama ini sebagai peluang emas untuk menjadikan kawasan hutan sebagai aset strategis pembangunan daerah. Sangat penting upaya pendekatan yang berpihak pada rakyat, terutama mereka yang tinggal di sekitar kawasan hutan.

“Saya ingin hutan bukan hanya jadi kawasan yang dilindungi, tapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Pengembangan wisata alam, pertanian terpadu, dan pemberdayaan masyarakat desa hutan adalah bagian dari visi kami,” ujarnya.

Kesepakatan ini menjadi pionir di kawasan tapal kuda dan mencakup berbagai aspek penting—termasuk pengembangan agroforestry, pelibatan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), serta pengelolaan wisata berbasis kearifan lokal.

"Semoga kolaborasi ini mampu menjadi model pengelolaan hutan inklusif yang tak hanya menjaga kelestarian lingkungan, tapi juga menciptakan ekonomi hijau bagi Situbondo," tandasnya

Diharapkan inisiatif ini menjadi simbol pergeseran paradigma dalam pengelolaan hutan dari yang bersifat top-down menuju pendekatan partisipatif dan berkeadilan serta mewujudkan hutan yang lestari dan masyarakat yang mandiri. (mnr)


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال