Probolinggo, news Indonesia.id – Rangkaian Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2025 Universitas Islam Zainul Hasan (UNZAH) Genggong mendapat perhatian khusus dari Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Phil. Sahiron, M.A. Melalui sambungan Zoom, beliau memberikan pesan mendalam yang menekankan pentingnya husnuddzon (prasangka baik) kepada Allah SWT sebagai bekal utama mahasiswa baru dalam menempuh perjalanan akademik di UNZAH.
Dalam arahannya, Prof. Sahiron menyampaikan bahwa mahasiswa harus senantiasa menanamkan sikap husnuddzon kepada Allah, karena dengan prasangka baik itu seseorang akan memiliki kelapangan hati, keteguhan iman, dan kekuatan dalam menghadapi berbagai tantangan.
“Dengan husnuddzon kepada Allah, kita akan selalu yakin bahwa apa pun yang terjadi adalah bagian dari kasih sayang-Nya. Dari keyakinan itu, lahirlah kesadaran untuk berbuat baik kepada sesama makhluk,” pesannya. Kamis (21/08/2025)
Beliau juga menekankan, bahwa mahasiswa bukan hanya dituntut cerdas secara intelektual, melainkan juga memiliki kesadaran sosial yang tinggi.
“Kita punya kesadaran untuk berbuat baik kepada orang lain. Ilmu yang kalian dapatkan harus menjadi jalan pengabdian, bukan sekadar alat untuk kepentingan pribadi,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Prof. Sahiron memperkenalkan gagasan Kurikulum Cinta yang berlandaskan mahabbah lillah (cinta kepada Allah). Menurutnya, pendidikan tinggi keagamaan Islam harus menghadirkan semangat cinta dalam proses pembelajaran, baik cinta kepada Allah, kepada ilmu, maupun kepada sesama.
“Kurikulum cinta adalah konsep membangun ilmu dengan hati yang penuh mahabbah lillah. Jika cinta ini tumbuh, mahasiswa tidak hanya berprestasi, tetapi juga memiliki keikhlasan dan akhlak yang luhur,” jelasnya.
Rektor UNZAH, Assoc. Prof. Dr. Abdul Aziz Wahab, CH., CHT., BA., M.Ag., menyampaikan rasa terima kasih atas pesan inspiratif yang diberikan Prof. Sahiron. Menurut beliau, arahan tersebut selaras dengan visi UNZAH yang menggabungkan tradisi pesantren dengan pengembangan akademik modern, demi melahirkan generasi unggul yang berilmu dan berakhlak.
Ribuan mahasiswa baru yang mengikuti PBAK pun tampak antusias menyimak pesan tersebut. Banyak di antara mereka merasa tersentuh, terutama ketika Prof. Sahiron menegaskan bahwa husnuddzon kepada Allah harus diwujudkan dalam sikap rendah hati dan kepedulian terhadap sesama.
Dengan pesan penuh makna dari Prof. Sahiron ini, PBAK 2025 UNZAH diharapkan mampu menanamkan semangat spiritual sekaligus intelektual pada mahasiswa baru, sehingga mereka tumbuh sebagai generasi yang berprasangka baik kepada Allah, berbuat baik kepada manusia, serta berkontribusi nyata untuk bangsa dan agama. (rfq)